Senin, 03 Oktober 2011

Perempuan Perokok Berisiko Terkena Sindrom Nyeri Kronis

img
Berita terbaru.Rokok memang diketahui bisa menimbulkan dampak buruk bagi kesehatan. Tapi studi terbaru menemukan perempuan yang merokok berisiko mengalami nyeri muskuloskeletal kronis atau sindrom nyeri kronis.

Para peneliti dari University of Kentucky melakukan survei terhadap lebih dari 6.000 perempuan yang berusia di atas 18 tahun yang memiliki kebiasaan merokok dan menganalisis gejala nyeri kronis yang dimilikinya.


Diketahui perempuan yang merokok atau seorang mantan perokok memiliki kemungkinan lebih besar mengalami setidaknya satu sindrom nyeri keronis. Sindrom ini seperti fibromyalgia, linu panggul, sakit leher yang kronis, sakit punggung kronis, nyeri sendi, sakit kepala kronis, masalah saraf dan nyeri di seluruh tubuh.

Peneliti mengungkapkan untuk mantan perokok risikonya menunjukkan peningkatan sebesar 20 persen, untuk orang yang hanya merokok sesekali risikonya sebesar 68 persen, sedangkan pada perempuan yang merokok setiap hari maka risikonya dua kali lipat lebih besar atau sekitar 104 persen.

"Studi ini menunjukkan hubungan yang kuat antara perokok berat dan munculnya nyeri kronis pada perempuan," ujar Dr David Mannino, seorang dokter paru di UK College of Public Health, seperti dikutip dari Medindia, Senin (3/10/2011).

Dr Mannino menuturkan perempuan yang merokok awalnya akan mengalami nyeri akut, tapi karena tidak mendapatkan penanganan maka nyeri akut ini berkembang menjadi nyeri kronis karena sistem perlindungan tubuhnya sudah dirusak oleh paparan asap rokok.

Dalam studi ini peneliti berusaha melihat hubungan antara merokok, berhenti merokok, psikopatologi dan pengelolan nyeri kronisnya. Dan ternyata diketahui adanya hubungan antara dosis rokok dengan respons tubuh terhadap rasa nyeri yang muncul.

"Ada kemungkinan pasien yang mengalami sakit kronis bisa mendapatkan keuntungan atau berkurang sakitnya jika ia melakukan pengobatan untuk berhenti merokok," ujar Dr Leslie Crofford, selaku direktur Center for the Advancement of Women's Health.

Saat ini masih dibutuhkan penelitian lebih lanjut untuk mendapatkan penanganan yang tepat. Hasil studi ini telah dipublikasikan dalam Journal of Pain.

0 komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Khusus 17+