Minggu, 02 Januari 2011

BPS : Harga Cabai tidak akan Dicoret dari Hitungan Inflasi

Jakarta - Badan Pusat Statistik (BPS) tidak akan menghapus harga cabai dalam perhitungan inflasi. Pasalnya, cabai merupakan komoditas yang harganya bersifat elastis atau tergantung dari volume konsumsi. BPS juga menilai cabai masih menjadi kebutuhan masyarakat dan menjadi beban konsumsi.

Kepala BPS Rusman Heriawan menjelaskan cabai merupakan komoditas elastis karena ketika harganya melambung maka volume konsumsinya akan menurun. Hal ini berbeda dengan beras yang merupakan komoditas inelastis. Berapapun harga beras, volume konsumsinya akan tetap.

"Cabai ini harganya melambung karena supply berkurang, yang masuk pasar tidak banyak. Tapi kan nanti volume yang dikonsumsi masyarakat juga berkurang, jadi bobot
volumenya berkurang karena cabai bersifat volatile, elastis terhadap harga dan dia kan bukan barang pokok," ujar Rusman saat dihubungi detikFinance, Minggu (02/01/2011).

Rusman menyatakan, perhitungan harga cabai terhadap inflasi masih menggunakan patokan volume konsumsi pada tahun 2007. Hal tersebut, lanjutnya, dinilai sudah tidak sesuai dengan realitas yang ada saat ini.


"Tidak bisa lagi menggunakan patokan tahun 2007. Namun, walaupun volumenya akan berkurang, cabai tetap memberikan pengaruh signifikan," ujarnya.

Namun, lanjut Rusman, pengaruh yang signifikan terhadap inflasi tersebut tidak serta-merta mengharuskan BPS menghilangkan harga cabai dalam perhitungan inflasi
tiap bulan. Pasalnya, harus diakui, cabai merupakan komoditas yang menjadi pengeluaran masyarakat.

"Gak ada rencana BPS untuk menghapuskan karena memang gak mungkin. Bagaimana nanti perhitungannya karena cabai tetap dikeluarkan dan menjadi beban masyarakat yang tetap ada hitungannya. Lagipula nanti akan meluas, bagaimana dengan yang lain seperti cabai rawit, bawang merah, bumbu-bumbu. Jadi, mungkin tidak dihilangkan tapi disempurnakan volumenya," tegasnya.

Sebelumnya, pemerintah berniat meniadakan harga cabai sebagai salah satu instrumen yang dipakai untuk menghitung inflasi setiap bulannya. Selama ini lonjakan harga
cabai kerap kali mendongkrak tingkat inflasi di Indonesia. 

"Kami sudah diskusi dengan BPS (Badan Pusat Statistik) apakah masih layak atau tidak memasukan indikator harga cabai dan cabai merah dalam penilaian inflasi karena setiap kali ada cuaca yang tak menentu atau Lebaran pasti harganya naik," kata Wakil Menkeu Anny Ratnawati di gedung BEI, Kamis (30/12/2010).

Untuk wacana ini, pemerintah masih terus membicarakannya dengan BPS. Khusus untuk tahun 2010 ini, Anny mengakui tingkat inflasi sedikit diatas proyeksi pemerintah
yaitu akan mencapai 6,5%. 

"Inflasi diproyeksikan ada diposisi 6,5% agak sedikit meleset dari 5% plus minus 1%, itu tidak terlalu mengkhawatirkan. Dalam dua bulan terakhir peningkatan inflasi
didorong oleh harga cabai dan cabai merah," tandasnya.

0 komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Khusus 17+