Sabtu, 15 Januari 2011

Dari Gayus Sampai LPI

Jakarta: Sejumlah topik hangat menjadi pembicaraan pada pekan ini. Dari terungkapnya kepergian Gayus Tambunan ke luar negeri sampai perseteruan antara PSSI dan Liga Primer Indonesia. Semuanya disajikan dalam Kopi Pagi, Sabtu (15/1).

Gayus memang super. Kendati berada di dalam tahanan, dia bisa 68 kali keluar masuk rutan. Tak hanya mengunjungi keluarga, terdakwa kasus mafia pajak itu juga sempat pergi ke Bali dan mengunjungi sejumlah negara.


Gayus bisa melakukan itu karena dibantu sindikat pembuat paspor. Tak hanya itu, dia juga meminta dirinya diangkat sebagai staf ahli Kapolri, KPK, atau Jaksa Agung agar bisa membongkar mafia hukum di Tanah Air.

Permintaan Gayus ditanggapi beragam oleh masyarakat. Sebagian setuju karena menganggap Gayus tahu bobroknya penegak hukum. Namun, tak sedikit yang menolak dengan dalih seorang terdakwa tak pantas menjadi penasihat pejabat.

Belakangan Gayus makin tenar ketika foto dirinya dengan berbagai profesi beredar di dunia maya. Ada Gayus berpakaian polisi, astronot, sampai menjadi tukang tambal ban. Menurut polisi, Gayus bisa keluar karena dibiaya seorang pengusaha berinisial HS.

Kasus Gayus jelas tamparan bagi pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono. Sebab, janji memberantas praktik korupsi, faktanya baru sekadar retorika. Semua terasa jalan di tempat karena yang terjadi adalah tarik ulur kepentingan antarpenguasa.

Bukan hanya Gayus, polemik PSSI dan LPI juga menjadi sorotan. PSSI bersikukuh tak mengakui LPI. Mereka akan memberi sanksi kepada siapa pun yang bergabung dengan LPI. PSSI mengklaim, sanksi diberikan sesuai perintah FIFA.

Namun, sejumlah klub peserta LPI mensinyalir surat dari FIFA adalah palsu. Sebab, PSSI tak mau memberikan fotokopi surat FIFA kepada wartawan. Namun hanya memperlihatkan dari jarak yang tak dekat.

PSSI juga menghalangi pemain yang berlaga di LPI masuk Timnas Indonesia. Ini membuat Irfan Bachdim dan lainnya tak bisa memperkuat tim U-23. Padahal, sebelumnya Irfan Bachdim sudah dijamin masuk Timnas. Namun, belakangan Alfred Riedl mencoretnya.

Bukan hanya Irfan Bachdim, dua pemain Filipina, yakni Phil dan James yang rencananya merumput di Klub Jakarta 1928 juga terancam batal bermain di Indonesia. Sebab, PSSI tak mau mengakui mereka jika tetap bersikukuh bermain di LPI.

0 komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Khusus 17+